√ Biografi Wright Mills Beserta Teori-Teori

Biografi Wright Mills Beserta Teori-Teori

Biografi Wright Mills Beserta Teori-Teori

Biografi Charles Wright Mills beserta teori-teori Wright Mills - www.amaterasublog.com

Biografi: Charles Wright Mills

Charles Wright Mills berasal dari latar belakang kelas menengah konvensional: Ayahnya adalah seorang pialang asuransi, dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Ia lahir di sebuah daerah di Waco, Texas pada tanggal 26 agustus 1916. Ia juga menempuh pendidikan di Universitas Texas ketika tahun 1939 dan mendapat ijazah sarjana dan masternya. Ia juga menempuh pendidikan di program doktoral dan mendapat gelar doktor dari Universitas Wisconsin. Ia menghabiskan karirinya di Universitas Colombia hingga wafat di tahun 1962. Tokoh-tokoh panutanya adalah Max Weber dan Karl Marx. Gaya intelektual Wright Mills adalah pragmatisme.

Mills adalah tokoh yang kontroversial dan tidak terlalu disukai di kalangan akademisi. Karirnya ditandai dengan keterasingan, gesekan, dan hubungan tidak harmonis dengan akademisi lainnya. Mills mendapatkan posisi di University of Maryland, kemudian pindah ke Columbia University, dan tinggal di negara itu hingga akhir hayatnya. Di Kolumbia, ia terkenal sebagai kritikus sosial. Mills juga merupakan seorang penulis yang baik. Ia menuliskan gagasannya dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami.

Mills menulis beberapa topik, misalnya tentang birokrasi, kekuasaan dan otoritas, elit sosial, pekerja kerah putih, rasionalisasi, masalah sosial, komunisme, perang dingin, ideologi, ilmu-ilmu sosial yang lain, dan sosiologi itu sendiri. Selama di Kolumbia, Mills menerbitkan beberapa karya pentingnya, antara lain The Power Elite (1956) yang membahas organisasi kekuasaan di Amerika Serikat; The Causes of World War III (1958); The Sociological Imagination (1959) yang menjadi karya penting Mills dalam membahas ilmu sosial itu sendiri; dan Listen, Yankee: Revolution in Cuba (1960). Dia meninggal pada waktu tidur karena serangan jantung, pada usia 45 tahun.

Konflik Struktural : C. Wright Mills

Dalam buku the Sociological Imaginasion (1959) C. Wright Mills menentang teoritis dominan pada masa itu Talcot Parson. Dan juga kebetulan kolegannya di Colombia. Ia juga berseturu dengan masyarakat Amerika dan menentang dengan berbagai cara menggunakan kesempatan itu untuk menyerang sensor yang diberlakukan Uni Soviet dengan cara bersulang untuk pemimpin awal Soviet yang disingkirkan dan dibunuh oleh Stalin.

Fungsional struktural mulai diserang danserangan memuncak pada tahun 1960an dan 1970an. Diantaranya oleh C. Wright Millsterhadap Parson pada tahun 1959, dan oleh David Lockwood (1956), Alvin Gouldner (1959-67-70), dan Irving Horowitz (1962-67). Serangan-serangan ini disebut griliya dan ketika tahun 1960an dominasi fungsionalisme struktural menjadi goyah.

Kemudian funsionalsime struktural dengan posisi masyarakat Amerika dalam tatanan dunia. Fungsionalisme struktural posisi dominan Amerika di dunia dengan dua cara: Pertama, pandangan struktural fungsional bahwa “setiap pola mengandung konsekuensi yang memberikan kontribusi pada bertahan dan tetap hidupnya system yang lebih luas. Kedua, prenekanan struktural fungsional terhadap ekuilibrium (peruahan sosial terbaik adalah tidak ada perubahan) sangat cock bagi Amerika adalah imprium terkaya dan terkuatdi dunia.

C. Wright Mills sendiri berupaya menjaga tradisi Marxian agar tetap hidup dalam teori sosiologi, para sosiolog Marxian Modern telah menelanjangi kecanggihan teoritis Mills. Mills bukan seorang Maxis dan ia juga menerbitkan karyanya dan karyanya tidak dipengaruhi oleh teori Marxian.

Radikalisme Mills menepatkannya pada pinggiran dalam peraturan sosiologi Amerika. Ia menjadi kritikus utama sosiologi. Pada bukunya The Sosiological and Social Strukture (Gerth and Mills, 1953) adalah puncak sikap kritis Mills.

C. Wright Mills juga menerbitkan dua karyanya yang mereflesikan politik radikal sekaligus kelemahan dalam kelemahan teori Marxian, yaitu: White Colar (1951) kritik pedas pada status pekerjaan yang tengah tumbuh saat itu pekerja kerah putih sebab pekerja itu menderita penyakit, yakni tidak bisa mengatur kehidupannya hal ini terjadi karena masyarakat sudah terlalu luas, sehingga melalui kekuatan struktur dan proses-proses historis merekapun meninggalkan kontrol individu.

Dan karya yang kedua adalah The Power Elite (1956) isi bukunya terseebut berusaha menunjukan bagaimana Amerika didominasi oleh sekelompok kecil pengusaha, politis, dan pemimpin militer. Mills menggambarkan tentang semakin menguritanya peran elit di Amerika. Perkembangan ini cukup baru atau belum ditemukan pada era-era sebelumnya. Hal yang nampak kemudian, keputusan-keputusan penting di negara super power ini ternyata tidak menggambarkan apa yang terjadi kesadaran kolektif masyarakat, sebab keputusan-keputusan penting ternyata dibuat oleh beberapa elit saja dan dalam hitungan menit.


Alienasi dan Birokrasi

Mills berpendapat bahwa kesulitan ekonomi yang dialami oleh pekerja di masa lampau telah diganti dewasa ini oleh ketidakpuasan psikologis yang berakar pada alienasi kaum pekerja dari apa yang mereka kerjakan. Dia melihat para pekerja di kantor apatis, takut, dan dibentuk oleh kebudayaan masa. Dalam masyarakat modern, mereka yang mempunyai kekuasaan sering sekali menggunakan kekuasaan itu secara tersembunyi guna melakukan manipulasi-maipulasi. Mills menilai bahwa birokrasi itu identik dengan manipulasi. Dia mengatakan bahwa system-system rasional menyembunyikan kekuasaan mereka sehingga tak seorangpun yang mengerti perhitungan-perhitungan mereka. Bagi birokrasi, dunia adalah obyek manipulasi.

Dalam dunia bisnis dan pemerintahan yang besar, jumlah pekerja halus atau para pekerja di kantor semakin berkembang. Mereka hidup bukan dengan membuat sesuatu atau mengerjakan sesuatu sebagaimana halnya petani, nelayan dan lain-lainnya, melainkan dengan mengubah sesuatu yang telah dibuat oleh orang lain dan menjadikannya sumber keuntungan.

Mills mengecam kapitalisme dan birokrasi modern, karena keduanya menyebabkan alienasi dalam diri para pekerja atau karyawan di dalam proses pekerjaan dan di dalam hasil-hasil kerja mereka sendiri. Halnini nampak jelas dalam pekerja-pekerja halus seperti pramuniaga yang keperibadiannya menjadi komoditi yang bisa dijual atau keramah tamahan dan sopan santun. Dia mengatakan bahwa dalam semua pekerjaan yang melibatkan usaha penjualan, kepribadian dan kekhasan seseorang menjadi bagian dari peroduksi dan hal tersebut menciptakan aliensai yang luar bisasa.

Penekanan mills terhadap alienasi muncul dari keprihatinanya terhadap hubungan antara karakter dan struktur sosial. Menurut Mills, pekerjaan yang menjual yang dilakukan oleh pramuniaga menjauhkan mereka dari dirinya sendiri dan dari orang lain karena mereka memandang semua hubungan sebagai bersifat manifulatif. Mills berpendapat bahwa secara politis orang bersikap apatis karena penekanan media masa yang terlalu berlebihan pada hal-hal yang bersifat basa-basi dan karena orang di jauhkan dari tradisi-tradisi dan akar-akar budaya.

Kekuasaan dan Kelompok Elit

Menurut Mills, Amerika dikuasai oleh sekelompok elit yang berkuasa yang terdiri dari orang-orang yang menduduki posisi dominan dalam bidang politik, militer, dan ekonomi. Ketiga bidang kekuasaan itu mempunyai hubungan satu sama lain sehingga orang-orang yang berkuasa pada tiga bidang itu bekerja sama untuk menciptakan lapangan kelompok elit yang berkuasa di Amerika. Karena itu tidak mengherankan kalau seorang pejabat tinggi militer bisa menjadi kapitalis dan seorang kepala pemerintah bisa menerapkan gaya pemerintahan seperti tentara. Mills percaya bahwa kekuasaan bisa didasarkan atas faktor-faktor lain dan bukan pada hak milik semata-mata.

Analisa Mills ini sejalan dengan memperkuat sikap masyarakat Amerika yang tampak dalam kecaman presiden Eisenhower terhadap para penguasa dan pejabat militer yang mencampurkan kepentingan ekonomi ekonomi dan militer. Secara umum dapat dikatakan bahwa Mills sependat dengan sosiolog Marxis dan kelompok teori elit yang cendrung melihat masyarakat terbagi secara tajam antara kelompok yang berkuasa dan yang tidak berkuasa. Dia juga sependapat dengan Marxis dan Neo-Marxis dalam hal pandangan mereka tentang alienasi,efek dari struktur sosial terhadap kepribadian dan manipulasi manusia oleh media. Tetapi berbeda dengan mereka yang lain, Mills tidak melihat hak milik pribadi sebagai satu-satunya sumber kejahatan di dalam masyarakat. Menurut Mills, kepemilikan alat-alat produksi dalam sekala kecil dan kenyataan akan adanya sekelompok pengusaha kecil yang mandiri berguna untuk mempertahankan kebebasan dan keamana.

Ilmu yang Menginspirasi Pemikiran C. Wright Mills

Mills menjalin hubungan sangat dekat dengan Hans Gerht yang membawa gagasan-gagasan Eropa klasik, seperti Max Weber dan Karl Marx, ke sosiologi Amerika. Bersama Gerth, menghasilkan 2 buku yaitu, yang pertama: from Max Weber: Essays in Sociology (1946) penerjemahan dan pengeditan karya Max Weber. Yang kedua: Character and Social Structure (1953). Mills menggabungkan pendekatan interakionisme simbolik dengan psikoanalisisnya Sigmund Frued.

Ilmuan-ilmuan yang mengilhami Mills adalah seperti Veblen, Pareto, John Dewey, dan George H. Mead. Mills menggunakan keyakinan Veblen bahwa Karl Marx salah dalam melihat kelas pekerja untuk menyelamatkan dunia. Pandangan Marx mengenai kesadaran kelas palsu merupakan metafisika buruh yang ketinggalan. Mills percaya bahwa masyarakat masih tetap pasif. Sementara itu kelas penguas, dengan kekuatan dirinya mampu menggunan kekuasaanya dan mampu membentuk opini. Kelas mengatur mendominasi dari atas kebawah. Oleh karena itu penekanan Marx lebih kepada dasar ketimbang pada superstruktur.


Gagasan-Gagasan Wright Mills

Kegelisahan pada Masyarakat Modern

Dengan menggabungkan antar pendekatan konflik dengan kritik keras tentang keteraturan sosial di Amerika. Menurutnya, dengan dasar pengetahuan yang ada, akan menjadi mungkin merancang masyarakat yang baik dan bermoral. Orang yang berpengetahuan harusnya bisa mengisi kekosongan itu.

Mills menyatakan: Mereka yang mempertahankan kekuasaan sering kali melihatnya dengan cara-cara bersembunyi, mereka bergerak dan terus bergerak dari autoritas menuju manipulasi sistem sosial yang menyembunyikan kekuasaan mereka dan tidak ada seorangpun melihat sumber autoritasnya dan memahami perhitungannya, bagi birokrasi dunia adalah objek manipulasi.

Elit kekuasaan yang menghawatirkan

Mills menjelaskan kekuasaan elit denga bentuk pramida, didalam bentuk pramida kekuasaan. Bagian paling puncak diduduki elit berkuasa yakni elit yang menguasai 3 sektor: kekayaan kekuasaan, pemodal negara, pejabat kekuasaan militer. Kemudian lapis kedua adalah pemimpin opini lokal, cabang legislatif pemerintah, dan beragam kelompok yang berkepentingan. Kemudian lapis ketiga adalah orang yang tidak memiliki kekuasaan dan orang yang tidak terorganisasi baik secara ekonomi dan politik.

Ada 2 faktor yang memunculkan kekuasaan elit:
₁. Alat kekuasaan dan kekerasa yang saat ini lebur besar dari masa lalu.
₂. Sifat yang saling tergantung antara elit yang dikontrok kaum elit yang diatas.

Elit juga bisa dikatakan kesadaran kohesif kesatuan terdiri dari 3 faktor:
₁. Kesamaan psikologis
₂. Kesamaan kepentingan
₃. Interaksi sosial

Matinya Ilmu Sosial

Mills mengkritik keras kondisi masyarakt modern, secara sengit ia menyerang teman-teman ilmuan seakan mereka yang telah dikabari tanggung jawab sosialnya.

Perlunya Imajinasi Sosiologis

Miils menyatakan perlunya imajinasi sosiologis untuk melihat dan menganalisis perubahan di masyarakat dan mampu melihat realitas yang mendalam dari hidup kita dengan konteks struktur sosial secara umum, untuk memahamai sejarah dan biografi hubungan keduanya dengan masyarakat.

Bahan Bacaan
Raho, Bernard (2007), Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prestasi Pustaka.
Ritzer, George (2009), Sociological Theory, Alih bahasa Nurhadi, Jakarta: Kreasi Wacana.Dwi Susilo, Rachmad (2009), 20 Tokoh Sosiologi Modern, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Berlangganan Artikel Gratis :

Jadilah yang pertama berkomentar di postingan "Biografi Wright Mills Beserta Teori-Teori"